Bersuka di rumah duka mungkin akan terdengar kurang ajar, tapi itulah yang kami rasa dan lakukan kemarin. Ketika kami, anak, mantu, cucu dan cicit harus melepas kepergian sosok yang tercinta.
Tidak ada air mata kesedihan serta kepedihan. Tidak dari para pelayat apalagi keluarga. Kami semua sepertinya tahu dan sangat mengerti bahwa kemarin merupakan hari untuk merayakan kehidupan, bukan menangisi kematian.
Sembilan puluh lima tahun sama sekali bukanlah waktu yang sebentar. Eyang sudah dapat menghirup udara ketika lagu Indonesia Raya perdana dikumandangkan dengan biola tanpa syair. Eyang telah terampil gemulai menari ketika Jerman dan Jepang menyerah kala perang dunia kedua. Ia pun ada sebelum republik ini diproklamirkan dan berkali-kali beralih kuasa.
Kami, para cucu kemarin bersahutan becanda demi mengenangnya. Tertawa bersama ketika mengingat Eyang berlari gesit mengejar dan menangkap kami satu per satu jika sudah saatnya mandi dulu. Atau waktu mengajarkan lagu-lagu kuno favoritnya, kemudian balik kami yang memperdengarkan lagu-lagu yang kekinian.
Sudah ada yang pernah bertemu dengan nenek-nenek yang ikut langsung menggoyangkan kepala jika diperdengarkan lagu-lagu dari The Cure?
Kami bahkan berceloteh jika saat kemarin itu, di atas sana ia sedang memperkenalkan dengan bangga setiap cucu dan cicitnya ini kepada para malaikat. Atau bisa jadi ia sedang menikmati sajian teh spesial bersama Ratu Elizabeth II, meski kami tahu kalau Eyang tidak bisa bahasa Inggris. Namun sepertinya sih, ia langsung sigap autopilot ngomelin Eyang Kung di sana. Haha!
Ada begitu banyak cerita yang kami sempat kenang kemarin dan tidak akan pernah ada habisnya rasanya. Kami sadar, di sepanjang hidup kami ini, begitu sering sosok Eyang hadir dan tidak ada satu pun yang mengecewakan. Ia telah berhasil menjadi nenek yang istimewa. Dan yang terpenting, ia sudah berhasil menjadi manusia.
Jadi tanpa komando, kami sekeluarga menampilkan ekspresi berbahagia. Bersuka karena Eyang telah begitu sibuknya mengisi kehidupan kami. Kami adalah anak-anak yang sangat beruntung. Pada akhirnya, semua bersepakat begitu.
Harapan kami hanya satu, semoga saja Eyang masih bisa mengirimkan kode peringatan dari atas sana jika ada dari antara kami yang kambuh nakalnya. Ya, siapa tahu saja kan, ya? Hehe …
My condolences..
Dari kisahnya, beliau akan selalu dikenang dengan indah…
SukaDisukai oleh 1 orang
Turut berduka atas kepergian Eyang.
SukaDisukai oleh 1 orang
Suka dan duka bedanya cuma sedikit… Satu huruf
SukaDisukai oleh 1 orang