Apa atau siapa yang segera muncul dalam benak ketika mendengar/melihat angka tujuh?
Kalau saya, setidaknya untuk beberapa bulan ke depan, akan langsung teringat akan kejadian kemarin lusa di stadion Anfield di Inggris sana. Namun tulisan ini bukan soal Liverpool, Mo Salah atau juga ketujuh gol yang bersarang di gawang De Gea, tulisan ini merupakan pengantar untuk edisi ke-7 Elora.
Topiknya kali ini lumayan serius. Agak seram jujur saja kalau buat saya pribadi, oleh sebab topik ini jugalah yang membuat beberapa orang di sebuah grup WA menuduh saya sebagai atheis. Hehe … Bahas evolusi kok malah dianggap tak bertuhan. Ampun, deh.
Namun para kontributor Elora kali ini sebut saja sangat terampil dan pandai mengupas topik Evolusi dari berbagai point of view.

Sara Yosania mengulas evolusi musik K-Pop dan K-Indie. Seni Pertunjukan Cahaya dibahas oleh sineas asal Bandung, Deden M. Sahid. Pembaca juga diajak mengenal fase evolusi yang baru dari buku harian, yaitu Bullet Journal.
Edisi kali ini juga ada rubrik yang ditulis oleh Banu Andaru yang merupakan Head Developer dari game daring buatan Indonesia, Citampi Story. Kemudian Destria Aryani akan mengupas evolusi dari media sosial. Belum lagi artikelnya Herdina Primasanti yang berani mengklaim bahwa Gamelan is not Dead!
Dan tentu saja masih ada lagi bahasan menarik di berbagai rubrik yang kami sajikan.
Seperti biasa, seperti enam edisi sebelumnya, Elora #7EVOLUSI dapat-dapat kawan-kawan unduh dengan gratis lewat tautan yang berikut ini: ELORA
Selalu terkoneksi dengan akun Instagram @elora.zine dan silakan memperkenalkan diri lewat surat elektronik ke alamat elora.zine@gmail.com jika berminat menjadi kontributor kami.
Unduh, baca, sebarkan dan selamat berelora!
Sampai jumpa di edisi berikutnya!
