103

Kemarin, kau datang siang-siang lewat pintu rahasia. Ada mega di kedua bahumu serta matahari yang selalu menerangi jalanmu. Kau jelas sudah jauh berbeda dari insan di kampung halaman dulu.

Kita berdua sebenarnya. Dua bocah yang kini sedang menolak tua.

Aku yang terasing karena idealismeku sendiri. Dan kau, yang terhukum oleh sebab melawan norma juga dogma. Tantangan yang tak akan pernah bisa kita menangkan. Kita sudah tahu itu sejak lama.

Kita tak pernah bertaruh. Bukan karena takut, tapi karena memang kehidupan ini bukan arena judi.

Pada satu waktu yang lalu, aku dan kau akhirnya sadar bahwa free will adalah ilusi. Kita sesungguhnya tidak pernah memiliki kebebasan yang kita pikir telah kita miliki.

Sial! Kenapa kita harus tahu itu?


Rakha

Foto : Emre Aykol

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s