Hening

Kapan terakhir kali kita berada dalam kondisi yang benar-benar hening? Dalam situasi yang tanpa ada suara apa pun. Hening. Sepi. Senyap. Sunyi.

Bahkan ketika dulu masih meringkuk di dalam perut bunda, kita sudah bisa merasakan kegaduhan dari luar sana. Lari ke gunung? Ada jangkrik, angin dan dahan yang katanya coba ramai berpuisi. Mengurung di kamar sendirian pun begitu. Kemarin, muncul Noam Chomsky dan Lois Blanc yang entah kenapa malah berdiskusi di kepala. Luar angkasa kabarnya tak bisa dirambat suara, tapi tidak tahu kita harus menunggu berapa lama lagi.

Ke mana kita harus mencari sang hening? Aku rindu walau tak pernah bertemu. Yah meskipun kalau kata Sapardi, sunyi adalah sejenis minuman keras.

Jadi harus diakui saja. Aku ingin larut dibuai oleh keheningan. Mabuk, bukan mati.


Rakha

*foto oleh Andraz Lazic

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s